PRAGAANSTATION.COM, PRAGAAN – Dalam program PKK On Air Pragaan Station, Nyai Fifi Sofiyati meminta agar perempuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar semakin terdidik, perannya tidak kalah dengan suami.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Diakuinya bahwa dalam menghadapi problem, suami dan istri memang berbeda, suami rasional sementara istri emosional. Keduanya harus saling memahami dalam menyelesaikan berbagai persoalan rumah tangga.
“Ke-saling-an itu harus sama-sama. Suami jangan merasa menjadi bos dalam rumah tangga, meskipun misalnya istri hanya berpendidikan rendah, harus tetap ditempatkan pada posisi yang terhormat sesuai potensinya,” ucapnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, katanya, meskipun istri atau kita lahir dari orang tua yang kurang berpendidikan rendah, kalau kita sering baca konten positif digital, kita bisa lebih faham dengan keadaan hari ini.
“Kita tak bisa memilih lahir dari anak siapa, berpendidikan apa, maka kita yang harus membangun diri kita untuk masa depan kita,” ucapnya.
Meski orang tua kita tak berpendidikan, tambahnya, tapi cita-cita orang tua dimanapun pasti mengharapkan anaknya lebih baik dari dirinya.
“Di tiktok, justru kreatifitas datang dari yang kita kira tak berpendidikan, bisa joget-joget asyik, punya tip memasak, justru kadang lebih kreatif dari kita yang mengaku berpendidikan,” jelasnya membaca fenomena.
Pastinya, kita punya tanggung jawab yang besar sebagai istri, anak, maupun ibu. Bahwa pendidikan itu penting untuk perkembangan anak-anak kita.
“Jangan menganggap anak perempuan cukup SMA saja. Lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” pintanya.
Mantan Ketua IPPNU Cabang Sumenep ini menegaskan lagi bahwa tugas perempuan bukan hanya di kasur dan di sumur. Jadilah ibu rumah tangga yang pintar, sehingga menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dan lingkungannya.
“Kenapa ibu harus terdidik karena dia harus mendidik anak-anaknya.” Pungkasnya. (Zbr)
